Kegiatan ADB di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara pendiri Asian Development Bank (ADB) pada 1966 dan pemegang saham terbesar keenam di ADB, serta salah satu peminjam terbesar di ADB. Indonesia telah mengalami kemajuan pembangunan yang sangat baik di abad 21, termasuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan penurunan angka kemiskinan yang signifikan. Indonesia menjadi anggota G20 pada 2008 dan memegang tampuk presidensi G20 pada 2022.
Namun, kemajuan Indonesia kini sedang terkendala akibat dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Dalam jangka pendek dan menengah, akan sangat penting untuk terus berupaya menanggulangi pandemi, mendukung pemulihan ekonomi, dan melaksanakan reformasi domestik. Indonesia juga harus mengatasi berbagai tantangan pembangunan, termasuk mengatasi kendala pembangunan manusia, meningkatkan daya saing ekonomi, dan mengelola risiko yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan bencana, serta mencapai keberlanjutan lingkungan.
Hingga saat ini ADB telah memberikan 820 komitmen pinjaman, hibah, dan bantuan teknis sektor publik bagi Indonesia yang seluruhnya mencapai $42 miliar. Secara kumulatif, pinjaman dan hibah yang telah disalurkan bagi Indonesia sebesar $34,87 miliar. Berbagai pinjaman dan hibah tersebut dibiayai oleh sumber daya modal biasa rutin (regular ordinary capital resources) dan sumber daya modal biasa konsesi (concessional ordinary capital resources), serta dana-dana khusus lainnya. Portofolio pinjaman ADB di Indonesia yang sedang berjalan mencakup 20 pinjaman senilai $6,78 miliar.
Pada September 2021, ADB menyetujui pinjaman senilai $79,48 juta untuk meningkatkan kapasitas inovasi dan daya saing global Indonesia di tengah revolusi industri keempat. Pinjaman ini akan digunakan untuk membangun pusat akademis dan inovasi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan juga rumah sakit pendidikan serta pusat penelitian ilmu kesehatan dan ilmu hayat di Universitas Lampung.
Pada Oktober 2021, ADB menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai $500 juta untuk mendukung reformasi yang sedang berjalan di Indonesia yang telah mempermudah upaya memulai usaha, menarik investasi asing langsung dalam manufaktur, serta menyederhanakan transaksi yang berkaitan dengan tanah bagi investor. Program tersebut juga ditujukan untuk membantu meningkatkan layanan logistik, memfasilitasi perdagangan, menciptakan lapangan kerja, serta memberi insentif bagi perusahaan dalam mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan keterampilan pekerja.
Pada November 2021, ADB menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai $500 juta untuk membantu Indonesia meningkatkan modal manusia dan menaikkan produktivitas tenaga kerja. Program tersebut juga akan mendukung reformasi penting untuk membantu meningkatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan, mendorong lapangan kerja bagi kaum muda, memperluas jaring pengaman sosial, serta mengurangi stunting pada anak-anak.
Pada Desember 2021, ADB menyetujui pinjaman berbasis hasil senilai $600 juta yang dijamin oleh pemerintah guna membantu PT PLN (Persero) merehabilitasi, menguatkan, dan memperluas jaringan listrik di lima provinsi. Pinjaman tersebut juga akan membantu PLN dalam mendorong penggunaan energi bersih serta meningkatkan pengelolaan limbah dan manajemen aset PLN, pengadaan, dan juga sosialisasi di masyarakat.
Operasi yang tidak dijamin pemerintah. Keseluruhan saldo yang belum dilunasi dan komitmen yang belum disalurkan untuk transaksi ADB di Indonesia yang tidak dijamin pemerintah sampai dengan 31 Desember 2021 bernilai $1,27 miliar, atau setara dengan 9,06% dari keseluruhan portofolio sektor swasta ADB.
Tantangan operasional. Pembatasan pergerakan yang berkepanjangan dan perlambatan ekonomi akibat pandemi masih terus berdampak terhadap pemrosesan dan pelaksanaan proyek ADB. Untuk mengatasi tantangan tersebut, ADB makin mendorong pemanfaatan teknologi, seperti pengindraan jarak jauh dan citra satelit, serta lebih banyak menggunakan konsultan lokal di lapangan.
Pelaksanaan proyek juga menghadapi sejumlah tantangan sistematis, seperti tertundanya perencanaan dan penganggaran pekerjaan, berlarutnya proses perancangan dan pengadaan keteknikan secara terperinci, dan tertundanya persetujuan untuk rencana permukiman kembali dan izin lingkungan. ADB dan pemerintah sedang membahas kriteria kesiapan proyek bagi sejumlah proyek ADB yang direncanakan, sehingga berbagai persyaratan teknis, pengadaan, dan perlindungan dapat disiapkan sejak awal. ADB juga membantu pemerintah dalam meningkatkan kesiapan proyek melalui bantuan teknis dan kegiatan peningkatan kapasitas guna mengurangi persoalan sistematik dalam pelaksanaan proyek.
Tanggap COVID-19
ADB pada 2021 menyetujui pinjaman yang dijamin pemerintah dan hibah senilai $2,12 miliar kepada Indonesia. Pada Maret 2021, ADB menyetujui pinjaman senilai $450 juta untuk membantu BUMN PT Bio Farma (Persero) untuk melakukan pengadaan dan penyaluran vaksin yang aman dan efektif terhadap COVID-19. ADB juga membantu pemerintah dan Bio Farma meningkatkan manajemen logistik vaksin.
Kegiatan Pengetahuan
Pendekatan ADB terhadap operasi pengetahuan di Indonesia berupaya memberikan informasi dan menyampaikan strateginya melalui dialog kebijakan, analisis dan pemantauan, produk pengetahuan, serta peningkatan kapasitas.
Dialog Kebijakan Tingkat Tinggi antara Indonesia dengan ADB memberi panduan strategis bagi dukungan ADB untuk prioritas pemerintah. Kegiatan bersama pada 2021, termasuk International Climate Change Conference pada bulan Juli, Annual International Forum on Economic Development pada bulan Desember, dan rangkaian webinar Indonesia Development Talk telah membantu para pemangku kepentingan menggali berbagai prakarsa kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
ADB bermitra secara aktif dengan berbagai institusi untuk memperkuat pengetahuannya. Sepanjang 2021, ADB bekerja sama dengan Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Diponegoro dalam upaya menyebarkan pengetahuan, termasuk dengan mengadakan seminar bersama.
Proyek ADB di Indonesia Lembar data proyek untuk pinjaman, hibah, bantuan teknis
Saham dan Hak Suara
Jumlah Saham yang Dipegang
578,100 (5,43% dari saham total)
Suara
617,214 (4,64% dari keanggotaan total, 7,13% dari keanggotaan kawasan total)
*Setoran modal keseluruhan
$8,09 miliar
*Setoran modal awal
$404,62 juta
* Nilai dolar Amerika Serikat pada 31 Desember 2021.
Gubernur ADB: Sri Mulyani Indrawati
Gubernur Alternatif ADB: Suharso Monoarfa
Direktur ADB: Arif Baharudin (Indonesia)
Direktur Alternatif ADB: Karen Murray (Selandia Baru)