MANILA, FILIPINA (15 Desember 2022) — Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai $93 juta untuk memajukan budidaya udang bagi peternak kecil di tujuh provinsi di Indonesia.
Proyek Peningkatan Infrastruktur untuk Akuakultur Udang (Infrastructure Improvement for Shrimp Aquaculture Project) akan membantu Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memperkenalkan akuakultur udang yang berkelanjutan guna meningkatkan produktivitas, kualitas, profitabilitas, dan kelestarian lingkungan di kawasan budidaya udang bagi peternak kecil di provinsi Bali, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Sulawesi Selatan.
“Indonesia merupakan salah satu pemain utama di pasar global dengan pangsa pasar global sebanyak 8,7% yang menjadikannya produsen udang kelima terbesar di dunia, serta pengekspor ke pasar Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat,” kata Eric Quincieu, Principal Water Resources Specialist ADB untuk Asia Tenggara. “Melalui bantuan ADB, kami berharap bahwa praktik-praktik akuakultur yang berkelanjutan akan membantu mengurangi tekanan terhadap ekosistem sambil meningkatkan produktivitas.”
Proyek ini akan meningkatkan akses peternak kecil terhadap pakan dan benur udang yang berkualitas, produksi, dan pascapanen, serta keterlacakan melalui investasi pada infrastruktur yang dapat beradaptasi dengan iklim, peningkatan kapasitas, serta penguatan rantai nilai. Proyek ini juga akan memfasilitasi alih pengetahuan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memproduksi benur udang dengan genetik berkualitas tinggi agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap stok benur impor.
Sekitar 5.200 peternak kecil, dimana lebih dari seribu adalah perempuan, akan memperoleh manfaat dari peningkatan infrastruktur dan kapasitas. Sekitar 35.000 peternak kecil, dimana sekitar 7.000 di antaranya adalah perempuan, akan memperoleh manfaat dari peningkatan akses terhadap pakan dan benur udang yang berkualitas dan program peningkatan kapasitas dalam hal akuakultur yang berkelanjutan dan dapat beradaptasi dengan iklim. Proyek ini juga akan berkontribusi terhadap pemulihan dari pandemi COVID-19 dengan memberikan peluang kerja dan mempromosikan kewirausahaan perdesaan.
Proyek ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020–2024 dari pemerintah, dan strategi kemitraan negara (country partnership strategy) ADB 2020–2024 untuk Indonesia, serta Rencana Aksi untuk Laut yang Sehat dan Ekonomi Biru yang Berkelanjutan (Action Plan for Healthy Oceans and Sustainable Blue Economies) dari ADB.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota—49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.